5.01.2013

Dear Mbah Kakung

Tiba-tiba malam ini inget mbah Kakung begitu saja. Mbah Kakung, ini Al-fatihah untuk mbah kakung. Pandangan mata mbah Kakung masih teringat jelas. Sore itu saya akan kembali ke Bogor, setelah 1,5 bulan menjalani masa Kuliah Kerja Profesi di daerah Dieng, Banjarnegara. Untuk pertama kalinya mbah Kakung menangis hanya untuk perjalanan saya Banjarnegara-Bogor. Perjalanan yang hanya kurang lebih 8 jam. Tidak seperti biasa mbak Kakung menangis, seperti sudah firasat kita tidak bisa bertemu lagi. Dan benar aja itu adalah pertemuan saya dan mbah Kakung yang terakhir, sebelum pada akhirnya saya mengantarkan mbah Kakung ke peristirahatan terakhir mbah Kakung.

Satu memori yang tidak terlupakan sama sekali. Bentuk kepedulian mbah Kakung. Segalak-galaknya mbah Kakung, beliau adalah yang terbaik. Satu moment. Mbah kakung metik jeruk nipis satu kantong plastik hanya untuk wajah saya yang berjerawat luar biasa banyak saat itu. Saat-saat Bapak dan Ibu berantem, nasi goreng buatan mbah Kakung jadi menu ternikmat yang pernah ada. Sambel osek mbah Kakung yang jauh lebih enak daripada sambal mentah di bebek goreng Slamet. Mbah Kakung is the best. Satu mimpi yang belum aku bisa kabulin dari mbah Kakung. Beliau pengen banget jalan-jalan ke Lombok bareng saya. Bahkan pada saat ketemu terakhir dengan mbah Kakung, kita berdua sudah merencanakan perjalanan darat ke Lombok. Mohon maaf ya Mbah, semuanya belum tercapai. Semoga mbah sudah berada di perjalanan terindah bersama Allah SWT disana.

Kita semua merindukan mbah. Terima kasih mbah sudah selalu menyimpan pecinya dengan rapi. Mbah rapi banget. Semua pemberian cucu-cucunya selalu dirawat dengan apik. We love you mbah, and we miss you so much. Allah akan jaga mbah disana. Amiin ya Rabbal 'alamin.

Best Moment
With Love


2009
2010


"Perbaguslah pertemuanmu dengan orang yang kau sayang. Karena kamu tidak akan pernah tau kapan pertemuan terakhir di antara kalian (Ustadz Uje)"




Empat puluh

Untuk kamu yang sudah bermimpi indah disana. Untuk kamu yang sudah terlelap karena kelelahan. Selamat istirahat. Selamat tanggal satu untuk yang ke empat puluh kalinya. Terima kasih untuk semua senyum, tawa, memori, keluh, kesah. Terima kasih untuk semua dekapan memori yang sedekat aroma nafas. Terima kasih untuk semua genggaman memori serapat ruas jari. Terima kasih untuk rindu yang melekat, selekat pejaman mata. Aku memang rindu, serindu sepi bertemu temu. Selamat ke empat puluh kalinya tanggal satu. Sayang itu, kamu.

Rindu

Ada yang mengalir di pelupuk mataku, betapa rindu ini perlahan medatangkan kelu. Semua tersimpan rapi di folder memori. Kupandangai satu persatu gambar. kuhitung,  mungkin memori yang sudah tak terhitung lagi sebanyak apa. Semua berjajar rapi pada fikir, terbayang didepan mata, bahkan ketika terpejam sekalipun. Bahwa rindu ini kelu. Berharap akan segera ada temu antara ka-mu dan a-ku.

Distance


Distance

Distance make me know, how much you love me. how much i love you. how much you need me. how much i need you. how much you miss me, how much i miss you. 

Dear You. Don’t you know? There is Me, on spelling, ‘mi-ss-ing-You’.

Me - by my tumblr