11.10.2011

Ini Dia, Berat Badan Ideal Kamu!

Pengen tahu berat badan kamu apakah ideal apakah belum ? Atau kamu masih bingung, badan kamu terlalu gemuk atau terlalu kurus, apa sudah seideal yang kamu inginkan belum yaa.. Jangan jadi bingung. Dipostingan gw ini, ada sedikit petunjuk buat menghitung berat badan ideal kita. yuk. cekidot!


Nah, ternyata, rumus untuk menghitung berat badan ideal telah ada sejak lebih dari seabad lalu. Rumus berat badan ideal yang pertama dibuat oleh seorang ahli bedah Perancis bernama Dr. P.P. Broca pada tahun 1897 (Halls, 2005). Seiring dengan berjalannya waktu, Rumus Broca telah mengalami berbagai modifikasi. Tetapi banyak orang menggunakan rumus yang sangat disederhanakan, yaitu :



Berat Badan Ideal = (Tinggi Badan - 100) - 10% (Tinggi Badan - 100)


Silahkan mencoba menghitung ?

11.05.2011

HIGH CALORIE DIET, FOR YOUR MORE BODY WEIGHT!

hey kamu. para cowok. yang lagi merasa kurang pede dengan berat badan kamu yang enggak ideal. atau buat kamu-kamu yang lagi stress karena berat badan kamu yang lagi down down down. bisa banget kali ya baca postingan blog gw yang satu ini. isinya adalah ya sedikit tips menu makan sehari yang bisa banget kamu aplikasiin di keseharian kamu. ya, sapatau kamu seusia dan 'sediki' senasib dengan pasien saya yang satu ini, yuk cekidot :D

The Case
Nama : Tn. Rama Andhita Setiawan
Usia : 22 tahun
Berat Badan : 60 kg
Tinggi Badan : 172 cm


Assesment

Indek Massa Tubuh : 20,4
Status Gizi : Normal
Berat Badan Ideal : 65 kg
Masalah : Berat badan belum ideal

Anjuran Gizi

Angka Metabolisme Basal (AMB) = 66+(13,7xBB)+(5xTB)-(6,8xU)
= 1598,4 Kal
Kebutuhan energi = 1,65 x AMB
= 2637,36 Kal
Kebutuhan protein (10-15% E) = 66 s/d 99 gram
Kebutuhan lemak (10-25% E) = 30 s/d 73 gram
Kebutuhan karbohidrat (60-75% E) = 240 s/d 300 gram

Saran Konsumsi Menu Sehari

Menu Makan Pagi


Menu Makan Siang




Makan Selingan



Makan Malam






Menu-menu yang disarankan diatas, bisa kamu variasikan sesuka kamu kok. jangan khawatir. yang terpenting adalah setiap menu makan tetap berpedoman pada 3B (Bergizi, Berimbang, Beranekaragam). Kalau kamu gak suka ikan, bisa diganti dengan menu sumber pangan hewani yang lain, seperti ayam, cumi-cumi, udang, telur, ataupun yang lainnya. Asalkan makanan pengganti tetap bisa melengkapi menu makan seimbang (makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, buah dan sayur). Begitupun sebaliknya!

Silahkan mencoba :D


11.03.2011

BANGUN PAGI, KIAT SEHAT RASUL





SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH
Rasulullah mengajak umatnya untuk bangun sebelum Subuh bagi melaksanakan solat sunat, solat fardhu dan solat Subuh secara berjemaah.

Hal ini memberi hikmah yang mendalam antaranya mendapat limpahan pahala, kesegaran udara subuh yang baik terutama untuk merawat penyakit tibi serta memperkuatkan akal fikiran.

AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN
Rasulullah sentiasa bersih dan rapi. Setiap Khamis atau Jumaat, Baginda mencuci rambut halus di pipi, memotong kuku, bersikat serta memakai minyak wangi.

“Mandi pada hari Jumaat adalah sangat dituntut bagi setiap orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan pemakai harum-haruman.” (HR. Muslim)

TIDAK PERNAH MAKAN BERLEBIHAN
Sabda Rasulullah w yang bermaksud: “Kami adalah satu kaum yang tidak makan sebelum lapar dan apabila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan).” (Muttafaq Alaih)

Dalam tubuh manusia ada tiga ruang untuk tiga benda: Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan.

Bahkan ada satu pendidikan khusus bagi umat Islam iaitu dengan berpuasa pada Ramadan bagi menyeimbangkan kesihatan selain Nabi selalu berpuasa sunat.

GEMAR BERJALAN KAKI
Rasulullah berjalan kaki ke masjid, pasar, medan jihad dan mengunjungi rumah sahabat. Apabila berjalan kaki, peluh pasti mengalir, roma terbuka dan peredaran darah berjalan lancar.

Ini penting untuk mencegah penyakit jantung. Berbanding kita sekarang yang lebih selesa menaiki kenderaan. Kalau mahu meletakkan kenderaan, mesti letak betul-betul di hadapan tempat yang hendak kita pergi.

TIDAK PEMARAH
Nasihat Rasulullah ‘jangan marah’ diulangi sampai tiga kali. Ini menunjukkan hakikat kesihatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasad, tetapi lebih kepada kebersihan jiwa.

Ada terapi yang tepat untuk menahan perasaan marah iaitu dengan mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka hendaklah kita duduk dan apabila sedang duduk, maka perlu berbaring.

Kemudian membaca Ta’awwudz kerana marah itu daripada syaitan, segera mengambil wudhu’ dan solat dua rakaat bagi mendapat ketenangan serta menghilang kan gundah di hati.

OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA

Sikap optimis memberikan kesan emosional yang mendalam bagi kelapangan jiwa selain perlu banyakkan sabar, istiqamah, bekerja keras serta tawakkal kepada Allah s.w.t.


TIDAK PERNAH IRI HATI

Bagi menjaga kestabilan hati dan kesihatan jiwa, semestinya kita perlu menjauhi daripada sifat iri hati. “Ya Allah, bersihkanlah hatiku dari sifat-sifat mazmumah dan hiasilah diriku dengan sifat-sifat mahmudah.”

PEMAAF
Pemaaf adalah sifat yang sangat dituntut bagi mendapatkan ketenteraman hati dan jiwa. Memaafkan orang lain membebaskan diri kita daripada dibelenggu rasa kemarahan.

Sekiranya kita marah, maka marah itu melekat pada hati. Justeru, jadilah seorang yang pemaaf kerana yang pasti badan sihat.

“BAHAGIA sebenarnya bukan MENDAPAT tetapi dengan MEMBERI. Sebenarnya, banyak lagi cara hidup sihat Rasulullah. Semoga hati kita semakin dekat dengan Nabi yang amat kita rindukan pertemuan dengannya.”

KELAHIRAN BAYI DENGAN RISIKO TINGGI (BAYI PREMATUR)

DEFINISI

Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan dengan berat lahir kurang dari 2500 gram (Priyono 2010). Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan minggu ke 37 (dihitung hari pertama haid terakhir). The American Academy of Pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur. Bayi prematur merupakan bayi risiko tinggi yaitu bayi yang mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi lain dan memerlukan perawatan dan pengawasan yang ketat. Bayi prematur disebut bayi neonatus yaitu bayi yang mengalami risiko tinggi sejak pertama lahir hingga usia 28 hari (Asrining dkk 2002). Sebagian besar organ tubuhnya belum berfungsi dengan baik karena kelahirannya masih dini.

Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan syarat untuk dapat beradaptasi dengan kehidupan luar rahim. Penyakit yang terjadi pada bayi prematur berhubungan dengan belum matangnya fungsi organ-organ tubuh. Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi yang belum matang, bayi prematur cenderung mengalami masalah-masalah yang bervariasi. Adapun masalah– masalah yang dapat terjadi sebagai berikut:

Pertama ialah hipotermia. Dalam kandungan bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu antara 36–37 derajat celcius. Segera setelah bayi lahir dihadapkan pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Selain itu hipotermia dapat terjadi karena pertunbuhan otot-otot yang belum cukup memadai, lemak subkutan yang sedikit, luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga lebih mudah kehilangan panas. Tanda klinis hipoternia dalah suhu tubuh dibawah normal, kulit dingin, akral dingin, dan sianosis.

Kedua ialah sindrom gawat napas. Kesukaran pernafasan pada bayi prematur dapat disebabkan belum sempurnanya pembentukan membran hialin surfaktan paru yang merupakan suatu zat yang dapat menurunkan tegangan dinding alveoli paru. Tanda klinis sindrom gawat napas adalah pernapasan cepat, sianosis perioral, merintih waktu ekspirasi dan retraksi substernal dan interkostal.

Ketiga ialah hipoglikemi. Glukosa merupakan sumber utama energi selama masa janin. Bayi aterm dapat mempertahankan kadar gula darah 50-60mg/dl selama 72 jam pertama, sedangkan bayi berat badan lahir rendah dalam kadar 40 mg/dl. Hipoglikemia bila kadar gula darah sama dengan atau kurang dari 20 mg/dl. Tanda klinisnya adalah gemetar, sianosis, apatis, kejang, apnea intermitten, tangisan lemah, letargi, keringat dingin dan gagal jantung.

Keempat ialah perdarahan intrakranial. Pada bayi prematur pembuluh darah masih sangat rapuh hingga mudah pecah. Perdarahan intrakranial dapat terjadi karena trauma lahir, diseminated intravascular coagulopathy. Tanda klinisnya adalah kegagalan umum untuk bergerak, refleks morro menurun atan tidak ada, tonus otot menurun, letargi, kejang, kelumpuhan dan fomtanela mayor mungkin tegang dan cembung.

Kelima ialah rentan terhadap infeksi. Bayi prematur mudah mendapat infeksi karena imunitas humoral dan seluler masih kurang hingga bayi mudah menderita infeksi. Keenam ialah hiperbilirubinemia. Hal ini dapat terjadi karena belum maturnya fungsi hepar. Kadar bilirubin normal pada bayi prematur 10 mg/dl.Tanda klinisnya adalah sklera, puncak hidung, sekitar mulut, dada, perut dan ekstremitas berwarna kuning, letargi, lemampuan mengisap menurun dan kejang (Asrining dkk 2002).

ETIOLOGI

Berdasarkan Asrining dkk (2002) dan Yohana dkk (2011), kelahiran bayi prematur disebabkan oleh empat faktor yaitu faktor ibu, faktor janin, faktor plasenta dan faktor yang lainnya masih belum diketahui. Faktor ibu yang berpengaruh terhadap kelahiran prematur adalah sebagai berikut:
1. Toksemia gravidarum, yaitu preeklampsi dan eklamsi
2. Kelainan bentuk serviks, rahim, dan uterus (misalnya uterus bikornis, inkompeten serviks)
3. Tumor
4. Ibu yang menderita penyakit, antara lain
- Akut dengan gejala panas tinggi (misal tifus abdominalis, malaria)
- Kronis (misal TBC, penyakit jantung, gromerulonefritis)
- Penyakit infeksi berat saat hamil
5. Trauma pada masa kelahiran, baik trauma fisik (jatuh) ataupun trauma psikologis (stress)
6. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
7. Plasenta antara lain plasenta praevia, solusio plasenta
8. Pernah mengalami persalinan prematur pada kehamilan terdahulu
9. Pernah mengalami aborsi
10. Ibu pernah menjalan pembedahan perut saat hamil
11. Pernah mengalami perdarahan pada trimester kedua atau ketiga
12. Berat badan kurang dari 50 kg
13. Tinggi badan ibu kurang dari 150 cm
14. Merokok sigaret atau kokain

Faktor yang berasal dari janin adalah sebagai berikut:
1. Kehamilan ganda
2. Hidramnion
3. Ketuban pecah dini
4. Cacat bawaan
5. Infeksi (misalkan rubeolla, sifilis, toksoplasmosis)
6. Insufisiesi plasenta
7. Inkompatibilitas darah ibu dan janin (faktor Rhessus, golongan darah ABO)
Faktor plasenta yang berpengaruh sebagai berikut:
1. Palsenta previa
2. Solusio plasenta

TANDA DAN GEJALA

Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung pada usia kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan makin besar pula perbedaannya dengan bayi yang lahir cukup bulan. Berdasarkan Asrining dkk (2002), tanda dan gejala bayi prematur adalah sebagai berikut:
1. Umur kehamilan sama dengan kurang dari 37 minggu
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
4. Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
5. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
6. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
7. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
8. Rambut lanugo masih banyak
9. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
10. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga.
11. Tumit mengilap, telapak kaki halus
12. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skortum kurang. Testis belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klirotis menonjol, labia minora belum tertutup oleh labia mayora.
13. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
14. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisnya lemah.
15. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang
16. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit

PATOFISIOLOGI

Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan tidak dapat menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal itu disebabkan karena respons menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga tidak dapat menambah aktivitas. Sumber utama kalori bila ada stres dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis nonshiver. Sebagai respon terhadap rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak dari cadangan lemak cokelat untuk menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah ke jaringan.

Stress dingin dapat menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia. Peningkatan metabolisme sebagai respons terhadap stress dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen berkurang (hipoksia) dan keadaan ini menjadi lebih buruk karena volume paru (paru yang imature). Keadan ini dapat sedikit tertolong oleh hemoglobin fetal (HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga bayi dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.

Stres dingin akan direspon oleh bayi dengan melepas norepinefrin yang menyebabkan vasokonstriksi paru-paru. Akibatnya menurunkan keefektifan ventilasi paru-paru sehingga kadar oksigen berkurang. Keadaan ini menghambat metabolisme glukosa dan menimbulkan glikolisis anaerob yang menyebabkan peningkatan asam laktat, kondisi ini bersamaan dengan metabolime lemak cokelat yang menghasilkan asam sehingga meningkatkan kontribusi terjadi asidosis.

Kegiatan metabolisme anaerob menghilangkan glikogen lebih banyak daripada metabolisme aerob sehingga mempercepat terjadinya hipoglikemia. Kondisi ini terjadi terutama bila cadangan glikogen saat lahir sedikit, sesudah kelahiran pemasukan kalori rendah atau tidak adekuat.

Termoregulasi. Bayi prematur umumnya relatif kurang mampu untuk bertahan hidup karena struktur anatomi atau fisiologi yang imatur dan fungsi biokimanya belum bekerja seperti bayi yang lebih tua. Kekurangan tersebut berpengaruh terhadap kesanggupan bayi untuk mengatur dan mempertahankan suhu badannya dalam batas normal. Bayi prematur dan imatur tidak dapat mempertahankan suhu tubuh dalam bats normal, karena pusat pengatur suhu pada otak yang belum matur, kurangnya cadangan glikogen dan lemak cokelat sebagai sumber kalori. Tidak ada atau kurangnya lemak subkutan dan permukaan tubuh yang relatif lebih luas akan menyebabkan kehilangan panas tubuh yang lebih banyak. Respons menggigil pada bayi kurang atau tidak ada, sehingga bayi tidak dapat meningkatkan panas tubuh melalui aktivitas. Selain itu kontrol refleks kapiler kulit juga masih kurang (Asrining dkk 2002).

PERAWATAN

a. Perawatan di rumah sakit
Bayi prematur atau berat lahir sangat rendah, fungsi sistem organnya belum matur sehingga dapat mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Di bawah ini diuraikan tindakan perawatan yang dilakukan terhadap bayi prematur berdasarkan Asrining dkk (2002).

1. Bantuan pernafasan
Segera setelah lahir jalan napas orofaring dan nasofaring dibersihkan dengan isapan yang lembut. Bila pengisapan menggunakan alat, lama setiap pengisapan tidak boleh lebih dari 10 detik. Ketika memasukkan kateter jangan memaksa karena dapat menyebabkan trauma pada mukosa. Pemberian terapi oksigen harus hati-hati dan diikuti dengan pemantauan terus-menerus tekanan oksigen darah arteri. Hal ini dilakukan karena pemberian terapi oksigen dapat menimbulkan hiperoksigenisasi yang dapat menyebabkan fibroplasia retrolental dan fibroplasia paru. Sebaiknya terapi oksigen tidak melebihi konsentrasi 30%, kecuali dokter merekomendasikan mememakai tudung kepala dengan alat Continous Positive Airway Pessure (CPAP) atau pipa endotrakea. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan konsentrasi oksigen yang dihirup tetap stabil dan aman, yaitu tekanan oksigen arteri antara 80-100 mmHg.

2. Pengaturan suhu lingkungan tetap netral
Untuk mencegah akibat buruk dari hipotermi karena suhu lingkungan yang rendah atau dingin harus dilakukan upaya untuk merawat bayi dalam suhu lingkungan yang netral, yaitu suhu yang diperlukan agar konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori minimal. Kedaan ini dapat dicapai bila suhu inti bayi (suhu tubuh tanpa berpakaian) dapat dipertahankan 36,6 – 37,5 derajat celcius. Suhu lingkungan yang netral dapat diupayakan melalui berbagai cara. Inkubator ada berbagai macam, yang canggih dilengkapi dengan alat pengatur suhu dan kelembaban agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya dalam batas normal, suplai oksigen dapat diatur, dan alat perlengkapan lain untuk memantau.
Inkubator pada umumnya ada dua macam, yaitu inkubator tertutup yang semua perawatan dan pengobatannya diberikan melalui lobang lengan yang tersedia, dibuka bila diperlukan, dan inkubator terbuka yang harus dibuka bila perawat akan melakukan tindakan perawatan bayi. Namun bila tidak ada inkubator, lingkungan bayi dapat dihangatkan dengan cara meletakkan botol berisi air panas di bagian samping kanan dan kiri bayi.

3. Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi sangat penting karena infeksi akan memperburuk kedaan bayi yang sudah bermasalah. Bayi prematur akan mudah menderita sakit. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mencegah infeksi :petugas dan orangtua yang mengunjungi bayi harus cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, petugas yang berpenyakit infeksi tidak boleh memasuki unit perawatan bayi sampai mereka dinyatakan sembuh, setiap orang yang memasuki unit perawatan bayi harus memakai pakaian bersih dan pakaian penutup khusus yang disediakan, setiap bayi menggunakan alat perawatan individual. Peralatan yang digunakan dibersihlan secara teratur sesuai ketentuan yang berlaku. Setiap bayi yang masuk kembali dari rumah atau bayi dengan proses kelahiran yang tidak steril harus diisolasi secara fisik dari bayi prematur

4. Pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi
Kebutuhan bayi untuk pertumbuhan yang cepat dan pemeliharaan harian harus disesuaikan dengan tingkat kematangan anatomi dan fisiologi. Koordinasi mekanisme mengisap san menelan belum sepenuhnya baik pada usia kehamilan 36-37 minggu. Kapasitas lambung bayi prematur sangat terbatas dan mudah mengalami distensi abdomen yang dapat mempengaruhi pernapasan. Pada hari-hari pertama, pengosongan lambung bayi prematur lebih lambat, pengosongan akan lebih cepat pada hari ketiga dan seterusnya. Pemberian cairan yang cukup sangat penting untuk bayi prematur, karena kadar air ekstra sel pada bayi prematur lebih tinggi daripada bayi normal (70% pada bayi normal, 90 % pada bayi prematur). Pemantauan yang perlu dilakukan setiap hari adalah berat badan, jumlah pengeluaran air kemih, berat jenis urine, serta kadar nitrogen urea serum dan elektrolit.

5. Penghematan energi
Salah satu tujuan utama perawatan bayi resiko tinggi adalah menghemat energi. Oleh karena itu, bayi prematur ditangani seminimal mungkin. Bayi yang dirawat dalam inkubator tidak membutuhkan pakaian, tetapi hanya dibaringkan diatas popok atau alas. Selain itu, observasi juga dapat dilakukan tanpa harus membuka pakaian. Alat monitor yang dilekatkan ke kulit memberi data yang berkelanjutan tentang fungsi vital sehingga mengurangi penanganan secara langsung untuk pengkajian secara periodik.

6. Perawatan kulit
Kulit bayi prematur belum matang dibanding kulit bayi normal. Lemak subkutan sedikit atau tidak ada, struktur kulitnya masih longgar, rapuh dan tipis dengan serat elastik yang lebih sedikit. Sabun alkali tidak dapat digunakan karena dapat merusak mantel asam kulit. Obat desinfektan alkohol dan betadin atau yodium povidon digunakan secara hati-hati. Setelah digunakan jika perlu dibilas dengan air steril karena bahan tersebut bisa menimbulkan iritasi dan luka.

Plester yang digunakan untuk melekatkan alat monitor, fiksasi infus, dan pipa lambung, waktu dilepas dapat membuat kulit terkelupas terbawa oleh plester atau selotip sehingga kulit terpisah dari struktur di bawahnya. Bagian tubuh yang sering tertekan terutama tumit, bokong, bahu, siku dan bagian belakang kepala harus selalu dibersihkan, kemudian diberi bedak bayi. Begitu juga daerah lipatan kulit yaitu leher, ketiak, lipat paha, lutut. Posisi tidur harus diubah setiap 1-2 jam, secara bergantian miring ke kiri atau ke kanan, untuk mencegah iskemia dan nekrosis pada bagian yang tertekan.

7. Pemberian obat
Mekanisme detoksifikasi bayi prematur belum matang, sehingga tidak atau kurang memiliki kemampuan untuk menunjukkan gejala keracunan. Kondisi ini menghasuskan perawat untuk waspada terhadap tanda reaksi yang berlawanan. Pemberian obat-obatan, salep, cairan intravena dan oksigen membutuhkan perhatian dan penangan yang teliti. Dosis obat dan pengencerannya harus dihitung dengan cermat, cara dan waktu pemberian harus tepat, etiket dibaca dengan teliti.

8. Pemantauan data fisiologis
Bayi yang memerlukan pemantauan intensif ditempatkan dalam lingkungan dengan suhu yang terkontrol dan dipantau aktifitas pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan suhu tubuh. Pemantauan dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan mekanis dan monitor yang dilengkapi dengan sistem alarm yang dapat memberi tanda bila terjadi penyimpangan tanda-tanda vital dari batas nilai normal.
Perawat harus teliti dan waspada mengamati adanya perubahan yang samar dalam perilaku minum, warna kulit atau tanda vital karena dapat merupakan gejala adanya masalah pada bayi. Mengontrol pernafasan, suhu tubuh dan denyut jantung kemudian membandingkan dengan data yang ada pada alat monitor, merupakan suatu tindakan yang penting dilakukan.

b. Perawatan di rumah
Sebelum pemulangan, bayi prematur harus dapat minum semua nutrisi melalui puting, botol atau buah dada. Pertumbuhan harus terjadi dengam penambahan yang stabilsekitar 10-30 gr/hari. Suhu harus stabil dalam tempat tidur terbuka. Tidak terdapat apnea atau bradikardia yang baru dan pemberian obat parenteral harus sudah dihentikan.

Kebutuhan bayi prematur pada umumnya tidak berbeda dengan kebutuhan bayi cukup bulan. Tetapi dibutuhkan persiapan sebelum kepulangan bayi di rumah. Dianjurkan kepada orangtua untuk dapat bertanya pada paramedis atau membaca buku tentang perawatan bayi.

Sebenarnya banyak hal yang harus diperhatikan dalam merawat bayi prematur di rumah. Yang harus diperhatikan adalah kehangatan bayi. Pada hari-hari pertama setelah bayi di rumah, pastikan bahwa ia diberi pakaian secukupnya dan tertutup kepalanya. Bayi harus selalu menggunakan topi yang hangat. Pemberian ASI yang adekuat dan teratur. Refleks menghisap dan menelan bayi prematur belum baik serta organ pencernaannya belum sempurna, maka pemberian makan bayi harus dilakukan secara hati-hati (Arvin et al. 1999).

Menjaga bayi dalam kondisi hangat dapat dilakukan dengan model KMC (Kangguru Model Care), yaitu kontak kulit diantara ibu dan bayi secara dini, terus menerus dan dikombinasi dengan pemberian asi eksklusif. Tujuannya agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera setelah lahir atau setelah bayi stabil. KMC dapat dilakukan di rumah salit atau di rumah setelah bayi pulang. KMC dilakukan sampai bayi berat badan 2500 gr atau mendekati 40 minggu, atau sampai bayi kurang nyaman dengan KMC, misalnya sering bergerak, gerakan ekstremitas berlebihan, san bila dilakukan KMC lagi bayi menangis.

Letakkan bayi di dada ibu dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu, dan lihat apakah kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Kemudian posisikan bayi dalam frog position yaitu fleksi pada siku san tungkai, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak ekstensi. Menutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah selimut yang sudah dihangatkan sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Tiffany Field Saul Schanberg, Frank Scafi dan rekan-rekannya, psikolog perkembangan dari Touch Research Institute of The University of Miami School of Medicine, Florida, Amerika, menggambarkan perbedaan yang cukup signifikan terhadap efek sentuhan pada 20 bayi prematur dibandingkan dengan 20 bayi prematur yang tidak disentuh. Lewat pijatan yang dilakukan selam 10 hari, yang dilakukan 3 kali sehari selama 15 menit setiap kalinya, terungkap bahwa tubuh bayi-bayi yang dientuh lebih berat sekitar 20-47% ketimbang bayi-bayi dalam kelompok pembanding (Priyono 2010).

ANJURAN GIZI

Prinsip utama pemberian makan bayi prematur adalah sedikit demi sedikit secara perlahan dan hati-hati. Pemberian nutrisi yang dianjurkan adalah kalori 140-150 kal/kg BB/hari, karbohidrat 8-22 g/kg BB/hari, protein 3-4 g/kg BB/hari, lemak 4-9 g/kg BB/hari, air untuk bayi kurang bulan yang sehat dapat menerima cairan 150-200 cc/kg BB/hari, sedangkan yang sakit diberikan 120-130 cc/kg BB/hari. Selain nutrien tersebut, bayi juga membutuhkan nutrie n lain dan vitamin.

Pemberian nutrisi yang optimal merupakan hal penting pada manajemen bayi prematur dan berat lahir sangat rendah. Bayi prematur mempunyai risiko menderita dehidrasi dan hipoglikemia.

Pemberian cairan intrevena pada bayi dapat diberikan melalui vena, cairan tersebut dialirkan melalui pompa infus, yang dapat mengalirkan cairan dengan volume sangat kecil pada tingkat aliran yang sudah ditentukan. Minuman atau makanan terbaik yang diberikan pasa bayi adalah ASI, bila ASI tidak ada karena ibu sakit, meninggal, produksi ASI tidak ada atau hal lain, diberikan susu formula khusus bayi prematur atau sesuai anjuran. Minuman pertama yang diberikan adalah larutan glukosa 5% (Susan et al. 1993).

Pemberian makanan glukosa atau formula awal yang dilakukan secara hati-hati cenderung mangurangi risiko hipoglikemia, dehidrasi, dan hiperbilirubine-mia, tanpa risiko tambahan aspirasi, asalkan adanya kegawatan pernafasan atau gangguan lain tidak memunculkan indikasi untuk menghentikan makanan oral, dan melakukan pemberian elektrolit, cairan, dan kalori secara intravena (Arvin et al. 1999).

Jika bayi sehat, timbul gerakan pengisapan, dan tidak dalam keadaan distress, pemberian makanan oral dapat diupayakan meskipun berat badan bayi yang kurang dari 1500 g memerlukan pemberian makanan dengan pipa. Untuk bayi yang beratnya kurang dari 1000 gram, pemberian makanan mula-mula dapat diberikan 1 ml dekstosa 5% atau 10 kal/ons formula prematur. Jika hal ini berhasil, makanan berikutnya diberikan setiap 2 jam, dan kekuatan (kekentalan) formula ditambah dari 10 menjadi 15 sampai 20 kal/ons. Sesudahnya, penambahan volume susu 1 ml sesudah 12 kali pemberian makanan pada volume sebelumnya berhasil. Tambahan volume susu harian harus tidak melebihi 20 ml/kg/24 jam. Bila volume 150 ml/kg/24 jam telah dicapai, kandungan kalori dapat ditambah sampai 24 atau 27 kkal/ons.

Dengan densitas kalori yang tinggi, bayi mempunyai risiko untuk mengalami dehidrasim edema, intolerance laktose, diare, kentut, dan pengosongan lambung yang terlambat disertai muntah.
Pemberian makanan bayi prematur yang bertanya lebih dari 1500 g dimulai dengan menambah kadar susu, mulai dengan 4 ml untuk 3 kali makan yang diberikan setiap 3 jam sampai kadar telah bertambah dari 10 menjadi 20 kal/ons. Selanjutnya, penambahan volume susu formula harian total tidak boleh melebihi 20 ml/kg/24 jam.
Pemberian makanan pada bayi dengan berat di bawah 2000 g pada saat lahir seharusnya sudah cukup adekuat bila diberi ASI atau susu yang dihumanisasi (40% kasein dan 60% whey) dengan masukan protein yang dimakan 2,25-2,75 g/kg/24 jam.

Kedua alternatif ini harus menyediakan semua asam amino esensial untuk bayi prematur, termasuk tirosin, sistin dan hiztidin. Masukan protein yang elbih tinggi mungkin dapat ditoleransi dengan baik dan biasanya aman, terutam untuk bayi lebih tua yang tumbuh dengan cepat. Namum mesukan protein setinggi 4,5 g/kg/24 jam dapat membahayakan. Walaupun pertumbuhan linier dapat dinaikkan, formula protein yang tinggi dapat menyebabkan kelainan aminogram plasma, kenaikan kadar urea-nitrogen, amonia, dan natrium dalam darah, asidosis metabolik (formula susu sapi) dan pengaruh yang berbahaya pada perkembangan neurologis. Lebih lanjut, tingginya kandungan protein dan mineral dari formula susu sapi seimbang yang mengandung kalori tinggi menjadi beban solute yang besar untuk ginjal, hal ini merupakan kenyataan yang penting dalam mempertahankan keseimbangan air, terutama pada bayi dengan diare atau demam.

ASI tidak selalu optimal untuk bayi yang beratnya kurang dari 1000 g, karena bayi ini memerlukan lebih banyak kalsium, fosfor, natrium, dan protein daripada yang ada dalam kumpulan ASI. Susu bayi prematur yang diperoleh dari ibu bayi mungkin lebih cocok; pengayaan (fortifier) ASI dapat menambah ASI dengan protein, kalsium, dan fosfor atau dapat digunakan formula prematur khusus. Formula prematur tidak boleh dilanjutkan pada saat pulang atau pad aumur kehamilan mencapai sekitar 34-36 minggu, karena hiperkalsemia dapat berkembang sebagai akibat dari formula dengan kadar kalsium dan vitamin D yang lebih tinggi.

Walaupun sejumlah formula yang diperlukan untuk pertumbuhan adekuat mengandung semua vitamin dalam jumlah yang cukup, volume susu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mungkin tidak akan tercerna selama beberapa minggu. Karenanya, bayi BBLR harus diberi tambahan vitamin.

Kebutuhan cairan bervariasi menurut umur kehamilan, keadaan lingkungan, dan status penyakit. Bayi preterm yang amat imatur (<1000 g) mungkin memerlukan sebanyak 2-3 mL/kg/jam, sebagian karena kulitnya yang tipis, kurangnya jaringan subkutan, dan luasnya daerah permukaan tubuh yang terpajan (Arvin et al. 1999). Cara pemberian minum yaitu menyusu, minum melalui botol, dan minum melalui selang. Menyusui dilakukan pada bayi prematur yang tampak aktif dengan refleks mengisap dan menelan yang baik. Bayi prematur yang dapat langsung menyusu pada ibunya jika: 1) Berat badan minimal 2000 gram 2) Suhu tubuh bayi dapat tetap stabil di luar inkubator 3) Refleks mengisap dan menelan baik 4) Tidak sianosis atau menunjukan tanda gangguan pernafasan selama menyusu Minum melalui botol susu diberikan pada bayi yang aktif secara refleks dapat mengisap dan menelan namun belum atau tidak dapat menyusu pada ibu. Dot yang diguanakn sebaiknya relatif kuat dan stabil. Saat minum, kepala dan bahu bayi lebih tinggi 30o dari badan dengan meletakkan kepala bayi di atas lipatan selimut, atau bayi diletakkan di atas pangkuan dan kepala bayi diletakkan diatas lengan perawat. Bayi prematur minum lebih lambat dan membutuhkan periode istirahat yang sering. Pemberian air minum melalui pipa diberikan jika bayi terlalu lemah untuk bisa mengisap secara efektif atau tidak mempunyai refleks menelan yang memadai. Pemasukan pipa ke lambung dapat dilakukan melalui hidung ataupun mulut. Namun pemasukan pipa melalui hidung dapat menghalangi pernafasan dan memicu peradangan mucosa hidung. Apabila hal ini terjadi maka pipa dimasukan melalui lambung (Asrining dkk 2002). DAFTAR PUSTAKA
[DEPKES RI]. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005.
Arvin M Ann, Kliegman M Robert, Behrman E Richard. 1999. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Volume 2, edisi 15. (diterjermahkan oleh: A. Samik Wahab). Jakarta: EGC.
Efendi Sulaeman Yusuf. 2010. Angka Kematian Ibu dan Bayi di Indonesia Masih Tinggi. http://www.unpad.ac.id/archives/35629 [19 Sep 2011].
Priyono Yunisa. 2010. Merawat Bayi Tanpa Baby Sitter. Yogyakarta: MedPress
Romana Tari. 2011. Mencegah bayi lahir prematur. http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2011/01/17/mencegah-bayi-lahir-prematur/ [18 Sep 2011].
Surasmi Asrining, Handayani Siti, Kusuma Nur Heni. 2002. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Tucker Martin Susan, Canobbio M Marry, Paquette Vargo Eleanor, Wells Fyfe Majorie. 1992. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi, edisi V. (diterjermahkan oleh: Yasmin Asih dkk). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Yohana, Yovita, Yessica. 2011. Kehamilan dan Persalinan. Jakarta: Garda Media.