Memikirkan sesuatu sampai gak bisa tidur sama sekali. Kebiasaan buruk! Maaf buat badan yang sudah lelah bukan kepalang. Tapi sayang, badan tak sepaham sama otak, pikiran dan perasaan.
Rasanya, ingin kembali ke masa anak-anak. Ketika kamu menangis, tangismu bisa hilang begitu saja dengan sebungkus permen, cokelat atau balon udara. Tidak seperti sekarang. Semua, segalanya harus masuk ke otak, pikiran dan berlanjut ke hati sekaligus perasaan. Kasihan hatinya orang-orang dewasa ini. Organ yang fungsinya luar biasa untuk manusia ini, kadang berkorban dan bekerja begitu keras hanya untuk mengikuti emosi si yang empunya hati.
Hati memang yang paling banyak berkorban. Dia rela merasakan sakit segala sakit. Sesakit apapun hati begitu bijaksana. dia hanya diam. Tidak seperti mulut yang bisa berteriak, berbicara bahkan kadang mencaci semaunya. Tidak seperti kaki atau tangan yang bisa digerakan seemosinya. Hati hanya diam. Sesakit apapun yang dia rasakan. Bersama perasaan, dia hanya diam, disitu. Memberontak sekalipun, dia hanya tetap bisa tinggal, disitu. Sakit, sesakit apapun yang dia rasakan, mampu dia lupakan. Hanya saja ketika hati mengingatnya lagi, sedikit saja, aku tahu, dia akan merasakan sakit yang lebih sakit lagi.
Namun cukup beruntungnya hati. Ketika tak satupun ada yang peduli. Dua mata mendekap hati menggantikan permen, cokelat dan balon untuk mengeluarkan segala sakitnya, dan membuat hati lebih tak terbeban dalam, air mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar